Di era peralihan menuju era yang
serba digital atau teknologi saat ini mengharuskan banyak perusahaan harus
mengadopsi teknologi sedikit banyak ke dalam sendi-sendi bisnisnya. Perlahan
namun pasti, mulai dari hal yang kecil sampai nanti adopsi teknologi sudah
menjadi bagian tak terpisahkan dari model bisnisnya.
Contoh paling sederhana saat ini
adalah adanya aplikasi chat “Whatsapp” yang tidak sekedar menjadi jembatan
mempererat silaturahmi, tapi juga banyak digunakan dalam urusan bisnis. Sebut
saja biasanya beli sayur adalah dengan menunggu di depan rumah, tapi saat ini
kita bisa dengan chatting abang tukang sayurnya untuk mengetahui apakah dia
jualan atau tidak hari ini, bahkan ada grup Whatsapp untuk bisa update harga
atau stok, atau ada fitur share location untuk tau posisi abang tukang sayur
tersebut sedang berada dimana. Dahsyat bukan?
Hal tersebut tentunya sangat
memiliki pengaruh besar dalam proses bisnis. Lalu siapakah yang diuntungkan?
Tentu saja kedua pihak baik penjual maupun pembeli akan sangat terbantu dalam
mencapai tujuan yang mereka inginkan. Pembeli tentu ingin membeli dengan mudah
dan murah serta tidak ingin terlewat saat tukang sayur itu datang, karena
konsekwensinya yaitu si pembeli harus meluangkan waktu ke pasar yang belum
tentu kepastian harga dan stoknya. Begitupun penjual, tentu saja akan mendapat
berkah berupa peningkatan omset dan mengetahui potensi pembeli dengan jauh
lebih mudah.
Jika kita zoom out dan melirik ke konteks perusahaan yang jauh lebih besar
skalanya, maka teknologi menjadi jauh lebih penting lagi karena bisnis yang
jauh lebih kompleks. Sebuah perusahaan outsourcing misalnya, butuh untuk tahu
dimana posisi para tenaga kerjanya dan bagaimana proses pekerjaan mereka dari
hari ke hari. Selanjutnya, para pengguna tenaga outsourcing juga membutuhkan
data bagaimana kinerja para pegawai lepas mereka tersebut. Atau yang cukup
populer hari ini adalah sistem penggajian yang serba otomatis, satu kali klik
saja maka perhitungan gaji, tunjangan, denda, lembur sampai seluruh perhitungan
BPJS dan pajak semua langsung jadi.
Pada sepuluh tahun terakhir,
teknologi masih dipandang sebelah mata dan dianggap bukan kebutuhan mendasar.
Tapi saat ini semua sudah berbeda, mengingat siklus bisnis menjadi sangat
cepat. Sebuah bisnis dapat dengan cepat melesat dan memiliki omset triliunan
Rupiah hanya dalam beberapa tahun saja (contoh Blackberry dan FTX). Begitupun
sebaliknya, sebuah perusahaan dapat bangkrut tanpa kita pernah menyadari dimana
titik baliknya (contoh: Nokia dan Kodak). Oleh karena itu, sangat penting untuk
mengadopsi teknologi agar percepatan dapat terjadi dan tidak ketinggalan dari
para pesaingnya. Selain itu, teknologi dapat menghemat banyak biaya dan waktu
operasional.
Memang tantangan terlihat berat,
namun tahukah kamu bahwa adopsi teknologi ternyata tidak sesulit itu jika kita
sebagai business owner, manajemen bisnis atau sebagai insan perusahaan memang punya
keinginan untuk mengubah proses bisnis menjadi jauh lebih baik.
Sebut saja Epployee, sebuah
perusahaan Start Up yang sangat percaya diri masuk dalam industri HR System
yaitu sebuah sistem aplikasi berbasis web dan mobile canggih yang berusaha dan
telah berhasil membidani lahirnya teknologi di bidang Sumber Daya Manusia /
Human Resources di berbagai perusahaan kenamaan di Indonesia.
Menariknya, dengan berbagai modul
seperti smart attendance, smart payroll, smart task management, smart
performance, smart learning management system, yang pastinya sudah teruji
manfaat, dampak, dan keamanannya, ternyata Epployee masih memberikan harga
termurah se Indonesia!
Berawal dari story “Every
Employee Has A Story”, Eppoyee berkomitmen untuk terus memberikan kualitas
terbaik dengan harga paling kompetitif.
Akhir kata, tidak ada lagi alasan
untuk perusahaan tidak menerapkan teknologi sedini mungkin, termasuk yang
paling penting adalah adopsi teknologi pada sendi Sumber Daya Manusia dengan sebuah
Smart HR System. Hubungi kami untuk demo, gratis!