Bagikan

Kapan Waktu yang Tepat untuk "Cabut" dari Perusahaan?

Egan Janitra, 17 Jun 2023

Jadi karyawan itu nggak selalu jalan yang mulus. Kadang-kadang situasi dan kondisi di tempat kerja bisa bikin kita pusing dan stress. Terkadang, jadi terpaksa harus "cabut" atau resign dari perusahaan jadi satu-satunya jalan yang bisa kita tempuh. Tapi, kapan sih waktu yang tepat untuk kita resign? Nah, gue bakal kasih tau lu beberapa contoh kasus dan alasan-alasannya.


1. Ketika Nggak Ada Ruang untuk Tumbuh

Banyak orang yang mulai kerja dengan harapan untuk berkembang dan meningkatkan skill mereka. Tapi kalo perusahaan nggak ngasih kesempatan buat tumbuh dan berkembang, bro, itu bisa jadi pertanda buruk. Misalnya, lu udah ngerasa stuck di posisi yang sama bertahun-tahun, gaji nggak naik-naik, dan nggak ada peluang promosi. Nah, ini bisa jadi alasan yang kuat buat resign dan mencari kesempatan baru yang lebih menjanjikan.

Contoh kasus: Andi udah bekerja di perusahaan IT selama 5 tahun. Dia udah berusaha keras, tapi gak ada kesempatan promosi dan gaji dia masih tetep sama aja dari awal. Akhirnya, dia ngerasa kayak nggak ada ruang untuk tumbuh di perusahaan itu dan memutuskan untuk resign.



2. Ketika Nilai Etika dan Integritas Tercoreng

Bekerja di perusahaan yang nggak menghargai etika dan integritas bisa bikin hidup jadi susah, bro. Kalo perusahaan itu sering melakukan tindakan yang merugikan karyawan atau melanggar hukum, lu harus pertimbangkan untuk resign. Kamu nggak harus tetap bertahan di tempat yang bikin lu merasa nggak nyaman dan melanggar prinsip hidup lu, kan?

Contoh kasus: Maya bekerja di sebuah perusahaan keuangan. Tiba-tiba, dia mengetahui perusahaan itu melakukan kecurangan keuangan yang melibatkan banyak orang. Maya nggak bisa membiarkan dirinya terlibat dalam tindakan yang melanggar hukum dan merugikan orang lain. Jadi, dia memilih untuk resign dan melaporkan kejadian itu ke pihak berwenang.


3. Ketika Kesehatan Fisik dan Mental Terancam

Bro, kesehatan itu nomor satu! Kalo situasi di tempat kerja bikin kesehatan fisik atau mental kamu terancam, mendingan resign daripada mengorbankan diri sendiri. Kalo kamu sering sakit atau merasa stres secara konstan karena tekanan kerja yang berlebihan, itu pertanda kamu perlu mencari suasana yang lebih sehat dan menyenangkan.

Contoh kasus: Rina kerja di sebuah perusahaan pemasaran. Dia harus kerja lembur setiap hari, sering dituntut target yang tidak realistis, dan jarang punya waktu untuk istirahat. Karena beban kerja yang terus-menerus, Rina jadi sering sakit dan merasa stress secara konstan. Akhirnya, dia menyadari bahwa kesehatannya lebih penting daripada pekerjaan itu dan memutuskan untuk resign.


4. Ketika Visi dan Nilai Perusahaan Tidak Sesuai

Setiap orang punya visi dan nilai-nilai yang berbeda, bro. Kalo visi dan nilai perusahaan nggak sejalan dengan yang kamu punya, itu bisa bikin kamu merasa nggak betah dan tidak cocok di tempat kerja itu. Pekerjaan yang sesuai dengan nilai-nilai pribadi akan membuatmu lebih termotivasi dan bahagia.

Contoh kasus: Dian bekerja di perusahaan farmasi. Ternyata, perusahaan itu melakukan uji coba pada hewan untuk pengembangan produk mereka. Dian sangat mencintai hewan dan nggak bisa menerima perlakuan seperti itu. Dia nggak bisa melanjutkan pekerjaannya dengan hati yang tenang, jadi dia memilih untuk resign dan mencari perusahaan yang lebih sesuai dengan nilai-nilainya.



Jadi, dalam hidup ini, nggak ada yang namanya pekerjaan yang sempurna. Tapi bukan berarti kita harus terjebak dalam situasi yang nggak menguntungkan. Ketika kamu merasa terpaksa harus resign, itu bisa menjadi keputusan yang tepat untuk kesejahteraanmu sendiri. Ingatlah, kamu memiliki hak untuk mencari lingkungan kerja yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan dan impianmu. Jangan takut untuk melepaskan diri dari situasi yang merugikan dan mencari peluang baru. Percayalah, dengan keberanian dan tekadmu, kamu bisa meraih kesuksesan dan kebahagiaan dalam karirmu. Jangan pernah menyerah dan tetaplah berjuang untuk mencapai yang terbaik.