Dewasa ini, persaingan bisnis kian ketat dan membutuhkan banyak inovasi untuk dapat bertahan serta menjadi pilihan terbaik agar dapat terus berada di hati konsumennya. Terlebih lagi, era disrupsi saat ini mengharuskan para pelaku usaha untuk tidak sekedar berinovasi, tapi juga untuk beradaptasi dan memanfaatkan teknologi yang ada. Hal tersebut menjadi sebuah keharusan, karena jika perusahaan lambat merespon perubahan yang terjadi, tentu dapat menggerus kinerja yang dapat menyebabkan turunnya laba perusahaan.
Namun, ternyata tidak hanya
perusahaan saja yang harus terbuka pada perubahan zaman yang serba cepat ini,
pegawai pun menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dan harus turut berada
pada gerbong yang sama dengan perusahaan. Seorang pegawai di era disrupsi dan
penuh dengan kemajuan teknologi yang cepat akan dituntut untuk mampu
menyesuaikan diri dan memanfaatkan teknologi tersebut untuk mempermudah dan
menyempurnakan pekerjaannya serta mendukung visi misi perusahaan tempatnya
bekerja.
Beberapa hal yang dapat
dilakukan adalah membuat to do list pekerjaan dalam satu software atau aplikasi
yang dapat memberikan panduan terkait detail dan perkembangan pekerjaan, baik
yang masih tertunda ataupun yang sudah dikerjakan. Peran teknologi juga dapat
memberikan peringatan jika suatu pekerjaan tertunda terlalu lama. Tentu ini
jauh lebih baik daripada yang memberikan peringatan adalah atasan langsung.
Pastilah tidak ada satu perusahaanpun yang kuat bertumbuh tanpa ada pekerjaan
yang selesai tepat waktu dan sempurna oleh pegawainya.
Selain itu, peran teknologi
juga saat ini menjadi ujung tombak dalam melakukan pemasaran, Pemasaran adalah
hal paling penting dalam suatu usaha, karena perusahaan apapun baik yang profit
oriented ataupun perusahaan yang nirlaba, pastilah membutuhkan sebuah aktivitas
pemasaran, agar nama produk ataupun kegiatannya dikenal dan direspon oleh orang
banyak. Oleh karena itu, peran teknologi dianggap punya kekuatan yang besar
untuk memasarkan segala hal yang perusahaan inginkan.
Menariknya, segala teknologi
yang mendukung pemasaran ternyata tidaklah cukup. Perusahaan boleh jadi masuk
ke dalam berbagai lini marketing seperti radio, media sosial, televisi,
internet, blog, dan media hiburan lainnya. Tapi, pegawai juga dapat turut serta
dilibatkan untuk melakukan pemasaran, sosialisasi, bahkan edukasi melalui
teknologi yang ada di tangan masing-masing, yaitu telepon genggamnya. Telepon
genggam yang memang saat ini sudah dilengkapi dengan teknologi tentu dapat
digunakan menjadi alat yang lebih powerful jika digunakan oleh setiap pegawai
untuk mendukung kinerja perusahaan. Sekedar update status, foto produk,
aktivitas kantor, hingga video menggunakan produk dari perusahaannya adalah
merupakan satu peranan yang sangat bernilai tinggi.
Jika sebuah perusahaan
memiliki seribu pegawai saja, dan setiap pegawai sudah memiliki seratus kontak
atau teman di telepon genggamnya, dan setiap pegawai terlibat dalam pemasaran
baik melalui maka tentu percepatan dalam pemasaran tentu akan jauh lebih luas
dibandikan jika tidak ada keterlibatan sama sekali oleh pegawai perusahaan. Hal
ini tentu cepat atau lambat dapat memiliki dampak positif untuk perusahaan dan
pegawainya.
So, perusahaan juga butuh
peran pegawai untuk berlari, tidak sekedar berjalan. Pegawai pun harus secara
aktif dan penuh kesadaran untuk terlibat dalam berbagai aktivitas perusahaan
dengan tentu melibatkan peran teknologi. Sinergitas antara perusahaan dan
pegawai yang dilengkapi dengan teknologi justru menjadi papan selancar terbaik
untuk mencapai visi dan misi perusahaan di tengah derasnya disrupsi saat ini.