Pekerjaan kamu menumpuk dan terus
menggunung? Belum selesai pekerjaan A, B, dan C, malah diberikan pekerjaan D, E
dan F, bahkan lebih rumit dan lebih kompleks. Seringkali waktu istirahat atau
akhir pekan terkuras untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut karena deadline yang
semakin dekat. Sementara itu, justru tidak jarang rekan kerja yang lain
diberikan pekerjaan yang jauh lebih sedikit daripada kamu. Apakah kamu saat ini
mengalami hal seperti ini atau banyak menemui fenomena ini di lingkungan kerja
kamu?
Baca tulisan ini sampai habis,
karena Tim Epployee sudah melakukan riset dan memberikan solusi atas fenomena
yang tidak sehat ini, mengingat selain dapat menurunkan motivasi bekerja
karyawan, tapi fenomena ini berdampak pada operasional lainnya yang dapat terganggu.
Pertama, sosok atasan atau
pimpinan yang tidak sadar bahwa terjadi ketidakseimbangan pekerjaan yang dibebankan
pada para karyawan dibawah asuhannya. Atau bisa juga karena pimpinan terlalu
bertumpu pada seorang atau dua orang karyawan yang dianggap lebih kompeten,
sehingga pekerjaan-pekerjaan baru terus dilimpahkan.
Hal ini tentu saja tidak sehat.
Situasi ini mungkin masih tekendali dalam jangka pendek, namun tidak dalam
jangka panjang. Karyawan yang merasakan ketidakadilan atau tidak dihargai
sesuai atas pekerjaannya pasti akan berpikir berkali-kali untuk bertahan di
perusahaan tersebut, sehingga justru karyawan berbakat tersebut akan meninggalkan
perusahaan.
Solusinya adalah dengan meningkatkan kompetensi karyawan tanpa terkecuali melalui pelatihan eksternal ataupun sharing session internal. Lakukan secara berkesinambungan. Lalu mulai berikan pekerjaan-pekerjaan ringan secara merata agar kompetensi para karyawan menjadi merata atau setidaknya tidak terlalu berbeda signinfikan antar individu.
Kedua, beban kerja yang berlebihan
itu juga dapat disebabkan oleh kurangnya perencanaan terutama saat atasan
membebankan pekerjaan kepada karyawan dibawahnya. Mungkin secara kompetensi
sudah cukup merata, namun atasan tidak tau secara detail pekerjaan apa saja yang
dilakukan oleh bawahannya, termasuk progressnya yang tidak terkontrol dengan
baik.
Ketiga, jobdesc yang diberikan
tergolong berlebihan. Misalnya seorang staf keuangan seorang diri harus
mengurus budgeting, kas, laporan keuangan, perhitungan pajak karyawan dan pajak
badan, serta berbagai perhitungan tunjangan. Saat perusahaan tidak terlalu
besar maka hal tersebut masih dapat dipaksakan, namun saat perusahaan semakin
besar maka beban kerja staf keuangan tersebut menjadi tidak masuk akal dan jika
tetap dipaksakan maka pekerjaan bisa terganggu sehingga pada akhirnya perusahaan
lah paling dirugikan.
Epployee, the Smart HR System, memberikan terbosan solusi dengan menggunakan sebuah sistem HR yang sudah terintegrasi dengan berbagai modul unggulan seperti perhitungan pajak, gaji karyawan dan yang tak kalah pentingnya adalah project atau task management yang memungkinkan karyawan memantau progress pekerjaannya.
Fitur project atau task
manajement itu juga memungkinkan atasan untuk memberikan disposisi pekerjaan,
memantau beban kerja setiap karyawan dan mengontrol progress pekerjaan tersebut
untuk setiap karyawan. Kamu dan perusahaanmu bisa memiliki fitur yang
dilengkapi dengan machine learning ini dengan harga yang sangat terjangkau
karena kami fokus pada pencapaian visi dan misi perusahaan dengan penerapan sistem
HR yang mutakhir.
Tunggu apalagi, segera kontak
kami dan jadwalkan demonya!