Bagikan

Kerjaan Numpuk Terus? Jangan Resign Dulu, Ada Solusinya!

Egan Janitra, 13 Aug 2022

Pekerjaan kamu menumpuk dan terus menggunung? Belum selesai pekerjaan A, B, dan C, malah diberikan pekerjaan D, E dan F, bahkan lebih rumit dan lebih kompleks. Seringkali waktu istirahat atau akhir pekan terkuras untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut karena deadline yang semakin dekat. Sementara itu, justru tidak jarang rekan kerja yang lain diberikan pekerjaan yang jauh lebih sedikit daripada kamu. Apakah kamu saat ini mengalami hal seperti ini atau banyak menemui fenomena ini di lingkungan kerja kamu?

Baca tulisan ini sampai habis, karena Tim Epployee sudah melakukan riset dan memberikan solusi atas fenomena yang tidak sehat ini, mengingat selain dapat menurunkan motivasi bekerja karyawan, tapi fenomena ini berdampak pada operasional lainnya yang dapat terganggu.

Pertama, sosok atasan atau pimpinan yang tidak sadar bahwa terjadi ketidakseimbangan pekerjaan yang dibebankan pada para karyawan dibawah asuhannya. Atau bisa juga karena pimpinan terlalu bertumpu pada seorang atau dua orang karyawan yang dianggap lebih kompeten, sehingga pekerjaan-pekerjaan baru terus dilimpahkan.

Hal ini tentu saja tidak sehat. Situasi ini mungkin masih tekendali dalam jangka pendek, namun tidak dalam jangka panjang. Karyawan yang merasakan ketidakadilan atau tidak dihargai sesuai atas pekerjaannya pasti akan berpikir berkali-kali untuk bertahan di perusahaan tersebut, sehingga justru karyawan berbakat tersebut akan meninggalkan perusahaan.

Solusinya adalah dengan meningkatkan kompetensi karyawan tanpa terkecuali melalui pelatihan eksternal ataupun sharing session internal. Lakukan secara berkesinambungan. Lalu mulai berikan pekerjaan-pekerjaan ringan secara merata agar kompetensi para karyawan menjadi merata atau setidaknya tidak terlalu berbeda signinfikan antar individu.



Kedua, beban kerja yang berlebihan itu juga dapat disebabkan oleh kurangnya perencanaan terutama saat atasan membebankan pekerjaan kepada karyawan dibawahnya. Mungkin secara kompetensi sudah cukup merata, namun atasan tidak tau secara detail pekerjaan apa saja yang dilakukan oleh bawahannya, termasuk progressnya yang tidak terkontrol dengan baik.

Ketiga, jobdesc yang diberikan tergolong berlebihan. Misalnya seorang staf keuangan seorang diri harus mengurus budgeting, kas, laporan keuangan, perhitungan pajak karyawan dan pajak badan, serta berbagai perhitungan tunjangan. Saat perusahaan tidak terlalu besar maka hal tersebut masih dapat dipaksakan, namun saat perusahaan semakin besar maka beban kerja staf keuangan tersebut menjadi tidak masuk akal dan jika tetap dipaksakan maka pekerjaan bisa terganggu sehingga pada akhirnya perusahaan lah paling dirugikan.

Epployee, the Smart HR System, memberikan terbosan solusi dengan menggunakan sebuah sistem HR yang sudah terintegrasi dengan berbagai modul unggulan seperti perhitungan pajak, gaji karyawan dan yang tak kalah pentingnya adalah project atau task management yang memungkinkan karyawan memantau progress pekerjaannya.



Fitur project atau task manajement itu juga memungkinkan atasan untuk memberikan disposisi pekerjaan, memantau beban kerja setiap karyawan dan mengontrol progress pekerjaan tersebut untuk setiap karyawan. Kamu dan perusahaanmu bisa memiliki fitur yang dilengkapi dengan machine learning ini dengan harga yang sangat terjangkau karena kami fokus pada pencapaian visi dan misi perusahaan dengan penerapan sistem HR yang mutakhir.

Tunggu apalagi, segera kontak kami dan jadwalkan demonya!