Masih terngiang kisah seorang
karyawan yang menjadi salah satu narasumber dalam penulisan artikel ini.
Karyawan tersebut merasa pernah berada dalam fase jenuh, marah, dan muak pada
perusahaan lama tempat dia pernah bekerja beberapa tahun yang lalu. Bagaimana
tidak, politik dalam penilaian karyawan sangat kental sekali. Hampir seluruh
keputusan terkait dengan kinerja dan kompensasi pada para karyawan sangat
dipengaruhi oleh faktor kedekatan, atau like and dislike, bukan dari
faktor kinerja dan keahlian karyawan.
Meskipun banyak karyawan yang sudah berhasil konsisten mencapai dan bahkan melebihi target yang dibebankan oleh perusahaan, tetap saja penilaian performa terkesan sangat subjektif. Sehingga jika dibiarkan berlarut-larut maka banyak karyawan yang karirnya tidak pernah mengalami kenaikan, gaji tidak terlalu banyak berubah, dan pencapaian target pun tidak mendapatkan apresiasi. Namun di sisi lain, sebagian karyawan lainnya justru nampak sangat mudah dan cepat dalam mencapai bonus dan kenaikan pangkat atau promosi jabatan. Tentu saja ini hanyalah salah satu contoh kasus saja, karena di luar sana masih sangat ramai fenomena seperti ini berlangsung, dan karyawan tak banyak bisa berbuat selain pasrah dan mengeluh di belakang.
Setelah digali lebih lanjut,
ternyata ada satu kesamaan besar, ada satu benang merah dari hampir semua
kasus, yaitu: tidak adanya pengukuran kinerja yang transparan.
Pengukuran kinerja adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui,
mengukur, dan membandingkan kinerja seorang karyawan dalam suatu kurun waktu.
Misalnya seorang akuntan, kinerjanya haruslah diukur dari berbagai hal seperti:
ketepatan laporan, akurasi perhitungan, kelengkapan data, kecepatan
penyampaian, atau dapat berupa kerjasama tim, hubungan antar individu,
kedisiplinan, dll. Dimana seluruh penilaian tersebut haruslah bersifat
transparan dan terukur dalam angka. Sehingga dapat dengan jelas menjadi suatu
dasar perbandingan kinerja seseorang dengan seseorang lainnya.
Transparansi pengukuran kinerja
tersebut akan mendorong karyawan untuk bekerja lebih aktif dengan terus
meningkatkan keahliannya guna memaksimalkan angka atas kinerjanya. Selain itu,
karyawan juga akan melihat apakah ada satu atau dua hal yang dinilai kurang,
sehingga karyawan dapat dengan bijak untuk berusaha mengejar ketertinggalannya.
Bahkan, dengan adanya transparansi tersebut, karyawan berhak bertanya dan
berdiskusi pada rekan kerjanya atau atasannya jika ada yang dianggap kurang
sesuai.
Pada era digitalisasi seperti saat ini, tentu saja sangatlah mudah untuk menerapkan digitalisasi seperti kantor tempat karyawan yang juga menjadi narasumber tim Epployee di atas. Narasumber menyebutkan bahwa tempatnya saat ini bekerja sangatlah adil dan terbuka dalam pengukuran kinerja. Seluruh angka kinerja dapat dipantau oleh karyawan itu sendiri. Sehingga pencapaian bonus, kenaikan gaji, dan peluang untuk promosi jabatan menjadi sangat objektif.
Dalam rangka mendukung
transparansi, perusahaan harus beralih ke metode dan sistem yang jauh lebih
terukur. Hal tersebut menjadi sangat mudah pada era digitalisasi seperti
sekarang. Perusahaan dapat menerapkan beberapa metode pengkuran seperti 360-degree
atau OKR (Objective Key Result) yang didukung dan disempurnakan dengan
fitur task management, sehingga semua tugas dan hasilnya akan terukur
dalam suatu sistem yang terintegrasi.
Tentu saja tidak hanya karyawan
yang akan diuntungkan, tapi perusahaan akan sangat terbantu karena hal ini
selain menunjukkan suatu good corporate governance, tapi juga membuat
karyawan akan berlomba untuk berlari pada suatu pencapaian, dan juga mendorong
karyawan untuk mengevaluasi setiap tugas atau kinerja yang dianggap masih
kurang. Harmonisasi inilah yang akan mengarahkan perusahaan untuk mencapai
target besarnya dan mewujudkan visinya.
Kabar baiknya, perusahaan dapat
memiliki dan menerapkan sistem tersebut tanpa harus disibukkan dengan membuat
dan mengembangkan suatu platform sendiri, karena saat ini Epployee sudah hadir
sebagai solusi yang mudah dan canggih. Epployee sudah banyak melakukan riset
dan validasi pasar guna melahirkan suatu sistem platform yang dapat membantu
karyawan sekaligus perusahaan. Sehingga, manajemen dan karyawan dapat memantau
sendiri pekerjaan dan kinerja hanya melalui layar telepon genggamnya saja.
Ini era digitalisasi, yuk kita
bersama melangkah maju!