Interview
adalah salah satu proses yang sangat penting ketika suatu perusahaan sedang
melakukan rekrutmen pegawai. Interview digunakan untuk mengkonfirmasi hasil
psikotes dan tes tertulis lainnya yang pada umumnya sudah dijalani terlebih dahulu
dan juga untuk menggali lebih dalam kepribadian dari calon pegawainya. Meskipun
tidak menutup kemungkinan adanya interview awal sebelum tes tertulis, namun
biasanya interview ini tidak terlalu berdampak signifikan pada tahapan seleksi
pegawai, namun tetap saja pada kandidat harus mempersiapkan diri.
Baik interview awal ataupun interview akhir keduanya memiliki esensi yang sama, yaitu untuk melakukan komunikasi langsung antara pihak perusahaan dengan para kandidat atau calon pegawainya, sehingga informasi yang dimiliki oleh perusahaan menjadi lebih banyak dan kuat sehingga dapat menjadi dasar yang tepat bagi perusahaan untuk menentukan pegawai yang layak untuk diterima.
Epployee sudah merangkum beberapa tips yang sangat penting dalam proses interview bagi para kandidat atau calon pegawai. Tips ini menjadi penting karena tidak sedikit para calon pegawai yang sudah sukses melalui berbagai tahapan seleksi namun ternyata harus gugur di fase interview. Tentu saja hal ini sangat disayangkan mengingat banyaknya waktu, tenaga, pikiran hingga biaya yang sudah dikeluarkan oleh para calon pegawai agar sukses dan diterima menjadi bagian dari perusahaan. Berikut beberapa tipsnya:
1. Tunjukkan Rasa Antusias
Tahapan
ini seringkali tidak dipikirkan ataupun dianggap penting, padahal tahapan
inilah kunci sukses dalam interview yang harus dimatangkan sebelum
persiapan-persiapan lainnya. Pihak perusaaan tentu saja ingin memiliki pegawai
yang memiliki antusiasme tinggi untuk bekerja, salah satunya bisa ditandai
dengan pengetahuan para kandidatnya tentang perusahaan itu. Tentu saja pihak
perusahaan pasti akan kecewa dan menyayangkan jika mendapati kandidat yang
tidak tahu perusahaan yang sedang dilamarnya. Oleh karena sebab ini, bisa saja
pihak perusahaan kemudian tidak memprioritaskan kandidat tersebut meskipun
secara tes tertulis ternyata memiliki potensi yang baik.
Beberapa langkah yang dapat dipersiapkan oleh calon pegawai adalah dengan mengetahui latar belakang perusahaan yang sedang dilamarnya, visi dan misi perusahaan, bisnis utamanya, produknya, citra perusahaan di mata konsumen, pendiri perusahaan, sampai dengan nama jajaran Direksi yang saat ini menjabat.
Meskipun bisa saja tidak ditanyakan oleh pihak perusahaan kepada calon pegawai, namun calon pegawai dapat sedikit menyampaikan pengetahuannya tersebut di sela-sela proses interview, misalnya dengan sedikit menyinggung latar belakang perusahaan, ataupun manfaat produk yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat memberikan kesan baik kepada perusahaan. Tentu saja dengan catatan bahwa calon pegawai tidak perlu menyampaikannya secara berlebihan.
2. Jujur
Jujur merupakan hal yang mendasar dan justru paling sering ditinggalkan. Banyak dari para kandidat atau calon pegawai tidak jujur mengenai berbagai hal, khususnya terkait dengan kemampuan dan kekurangan yang dimiliki. Jikapun pada akhirnya sang kandidat diterima bekerja, pastinya tidak hanya akan menjadi kendala bagi perusahaan namun juga pada individu pegawai tersebut.
Misalnya
saja, pada CV ataupun wawancara, seorang calon akuntan mengatakan bahwa dirinya
memiliki pengetahuan mendalam pada bidang akuntansi, padahal sang kandidat
menyadari bahwa kemampuannya tidak sedalam yang disampaikan. Atau seorang calon
staff administrasi misalnya, mengatakan bahwa memiliki kemampuan Microsoft
Office yang piawai, padahal kenyataannya pengetahuannya masih cukup mendasar
dan baru berniat belajar di perusahaan tersebut.
Sebaiknya adalah pada kandidat mengatakan dengan jujur apa adanya namun harus memberikan catatan bahwa sang kandidat saat ini sedang mengikuti kursus atau pelatihan dan menyibukkan diri dengan membaca buku untuk meningkatkan pengetahuannya tersebut dan tetap meyakinkan pihak perusahaan bahwa kemampuannya layak untuk dipertimbangkan. Sehingga, ekspektasi perusahaan tidak terlalu tinggi yang pada akhirnya justru akan mengecewakan kedua belah pihak. Perusahaan pun pasti akan memberi nilai plus pada calon pegawai yang menitikberatkan sisi kejujuran.
3. Rendah Hati dan Percaya Diri
Seorang
kandidat atau calon pegawai juga harus berkomunikasi dengan penuh rendah hati
namun tetap percaya diri. Walaupun seorang kandidat memang merasa memiliki
kemampuan sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan, tetap saja kandidat
tersebut harus menyampaikannya dengan rendah hati agar tidak memberikan kesan
sombong. Pemilihan kata yang tepat adalah kunci agar kesan tersebut dapat
ditampilkan.
Rendah hati dan percaya diri adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Selain rendah hati, pada kandidat juga harus menunjukkan sikap dan gerakan tubuh yang memberikan kesan percaya diri.
Pihak perusahaan pasti sudah sangat terlatih untuk mencermati sikap setiap kandidat yang diwawancarainya. Seorang manajer HRD akan melihat berbagai faktor termasuk sikap kepercayaan diri dari pada kandidatnya. Sikap percaya diri dapat ditunjukkan dengan mimik wajah yang penuh senyum dan tidak ragu menatap mata para pihak yang melakukan wawancara. Gerak tangan yang seirama dengan ucapan pun memberikan kesan bahwa sang kandidat adalah seorang yang professional dan penuh talenta. Oleh karena itu diharapkan bahwa pihak perusahaan dapat memberikan nilai lebih daripada kandidat lainnya.
4.
Latihan
Teori akan
selalu menjadi teori jika tidak pernah dipraktekkan. Setiap kandidat atau calon
pegawai tentu harus berlatih agar dapat tampil prima baik secara fisik maupun
pikiran. Beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu diantaranya:
Pertama dengan
membuat catatan poin-poin penting yang berpeluang besar untuk ditanyakan seperti
kelebihan dan kekurangan diri, latar belakang pendidikan, hingga kisaran gaji
yang diinginkan.
Kedua, berlatih berbicara sendiri di depan cermin. Coba lakukan tanya jawab sendiri di depan cermin dengan terus menatap mata diri sendiri di cermin tersebut. Di langkah inilah calon pegawai dapat melihat mimik wajahnya sendiri, apakah nampak kaku, gugup, penuh percaya diri atau justru tidak fokus.
Ketiga, mencari orang lain untuk menjadi lawan bicara. Calon pegawai tentu saja harus bertindak sebagai orang yang sedang diinterview. Mintalah kepada lawan bicara yang bertindak sebagai pihak perusahaan untuk bertanya sesuai dengan daftar catatan yang sudah dibuat sebelumnya dan juga bertanya secara spontan di luar daftar pertanyaan tersebut. Hal tersebut dimaksudkan agar pikiran dan mental semakin siap jika ada pertanyaan yang tidak diduga.
5. Berdoa dan Minta Didoakan
Untuk
menambah rasa optimis, tentu saja dukungan dari berbagai pihak adalah hal yang
tidak bisa diabaikan. Berdoa dan minta didoakan akan memberikan ketenangan
diri, menambah kepercayaan diri, dan selalu memandang semua hal dengan positif,
apapun hasilnya nanti.
Berdoalah lebih intens setiap selesai beribadah ataupun di berbagai kesempatan lainnya. Mintalah juga agar didoakan oleh orang terkasih seperti orang tua, kakak, adik, pasangan, dan kerabat lainnya. Calon pegawai akan merasakan energi positif yang kian besar sebagai bekal menjalani proses interview.
Demikian tips yang dirangkum oleh Epployee. Para calon pegawai diharapkan dapat mempertimbangkan dan mengikuti berbagai tips tersebut di atas, tentu saja dapat dengan menambah referensi lain yang kredibel, sehingga upaya maksimal dapat dilakukan dan sukses “menaklukkan” manajer HRD di level interview.
Silahkan
untuk membagi artikel ini kepada keluarga, kawan dan semua pihak yang membutuhkan
agar manfaat dapat semakin luas dirasakan. Terima kasih dan semoga sukses dalam
interview!